Selasa, 10 September 2013

KETIKA AKU BERSUJUD

Malam, kau selalu datang dan tak memberiku petanda. Kau telah melenyapkan sinar mentari yang memancarkan pancaran sinar namun dalam sekejap hilang karena kau telah menelannya ya menelannya. Bintang tak akan memancarkan keindahan malam, jika langit sedah bersedih hanya cahaya lampu yang mampu memperlihatkan keindahan kota. 
Upz, tiba-tiba seorang ukhti berjalan, ia berjalan, berjalan dengan keanggunannya sebagai perempuan muslim. Malam pun memberikan kesan menakutkan karena jalanan jadi sepi tak berbekas, ya tak berbekas tapi ukhti itu tetap jalan tanpa ragu ia melangkahkan kakinya.
"Hai ukh", sapa angin malam.
(Ukhti dengan malu-malu, melenggangkan bahunya), ia tak menyadari itu. 
Angin malam terus menyapa dan mulai mencabik-cabik tubuh si ukhti. Mengikuti, menelusuri jejak si ukhti angin malam dengan setia menemaninya. Tak mau melewatkan setapak jalan pun dari si ukhti, "ukhti-ukhti kenapa kau jalan merunduk dan tak menyadari kedatanganku", tanya angin malam.
(Ukhti hanya diam, tak bersuara ia mulai merasakan ada hawa yang membuatnya tidak tenang)... Ia mulai mempercepat langkahnya, dengan sekejap tiba-tiba tak terasa ia sampai dirumah.
"Ya, ukhti :( aku ditinggal dan kau tak memberikan senyum padaku", rintih angin malam.
"Assalamu'alaikum...", salam ukhti ketika masuk rumah.
"Wa'alaikum salam... Kamu sudah datang ukh...", jawab seorang ibu tua. (Ya ibu tua itu ternyata bukan ibu dari ukhti, beliau berhati baik sehingga mau memungut ukhti ke rumahnya. Ya mungkin karena ibu sudah tua dan tak memiliki siapa-siapa di dunia ini).
"Bu, ukhti masuk kamar dulu", katanya.
"Iya nak, makanan sudah siap, setelah itu kita makan bersama", ajak Ibu.
"Iya bu (setelah itu masuk ke kamar)", jawabnya.
Ia melihat keluar sebentar, dalam benak ia berkata... "Tuhan malam ini sungguh mulia kau masih memberi nikmat yang luar biasa serta orang yang selalu menyayangiku, meski malam ini tak ada bintang tapi aku cukup bahagia. Terimakasih Tuhan, semoga ibu selalu sehat dan aku bisa membahagiakan beliau", doanya dalam hati dengan penuh kasih, keinginannya untuk memberi yang terbaik, ya, ia memang senang ketika berbagi pada sesama.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar